Judi Katam
The famous “Katam-Katam”
This game is very famous among the Sabahan. It is usually played during festive season. It is called “Katam-katam”.
There are six characters on the board game consist of crab 🦀, prawn 🦐, fish 🐟, chicken 🐓, moon 🌛 and chinese calabash.
It also normally played when someone passes away, and famously played in Penampang area among the Kadazan-dusun ethnic. I accompanied my father-in-law to one of his relatives who just passed away. After prayers, the guest will still be sitting around to accompany the families that has lost their dear ones. Thus, they will pass time by gambling until the wee hours.
Tonight I tried my luck on this game and won myself a good RM20.00 in just under 10 minutes. Approximately 2.46 STEEM current market price 😂. Word of advice when playing this game, when you’re already winning, get the hell out of the game.
Ini lah pemainan “KATAM-KATAM” yang famous di Sabah. Selalunya orang Sabah suka main katam-katam bila ada perayaan. Dalam permainan ini ada katam 🦀, udang 🦐, ikan 🐟, ayam 🐓, bulan 🌛, dan labu.
Selalunya bila ada orang meninggal dunia atau mati terutama bagi orang-orang kadazan-dusun di dearah Penampang, permainan ini akan di mainkan. Selepas selesai sembahyang Rosary, tetamu akan duduk di luar untuk menemani keluarga yang telah kehilangan orang yang di kasihi. Tetamu akan berjudi atau bercerita untuk memenuhi masa lapang mereka sehingga subuh.
Adalah sia menang sikit-sikit hari ni. Dalam RM20.00 saja bah. Kalau tukar STEEM, adalah dalam 2.46 STEEM 😬 sia untung. Sekian, itulah cerita pasal Katam-Katam.
SRIPOKU.COM - Berikut lirik lagu Judi - Rhoma Irama yang kerap dinyanyikan dalam beberapa kesempatan.
Judi (judi), menjanjikan kemenanganJudi (judi), menjanjikan kekayaanBohong (bohong), kalaupun kau menangItu awal dari kekalahanBohong (bohong), kalaupun kau kayaItu awal dari kemiskinan
Judi (judi), meracuni kehidupanJudi (judi), meracuni keimananPasti (pasti), karena perjudianOrang malas dibuai harapanPasti (pasti), karena perjudianPerdukunan ramai menyesatkan
Yang beriman bisa jadi murtad, apalagi yang awamYang menang bisa menjadi jahat, apalagi yang kalahYang kaya bisa jadi melarat, apalagi yang miskinYang senang bisa jadi sengsara, apalagi yang susahUang judi najis tiada berkah
Uang yang pas-pasan karuan buat makan (o, o)Itu cara sehat ‘tuk bisa bertahanUang yang pas-pasan karuan ditabungkan (o, o)Itu cara sehat ‘tuk jadi hartawan
Apa pun nama dan bentuk judiSemuanya perbuatan kejiApa pun nama dan bentuk judiJangan lakukan dan jauhi
Baca juga: Bak Canggung di Hadapan Angelina Sondakh, Rhoma Irama Ogah Sapa Ibu Keanu dengan Panggilan Ini
Raden Haji "Oma" Irama yang populer dengan nama Rhoma Irama lahir 11 Desember 1946 adalah seorang penyanyi, musikus, penulis lagu, produser dan aktor Indonesia keturunan Sunda. Beliau lahir tahun 1946, menjadikan Rhoma Irama sebagai penyanyi tertua di Indonesia.
Mulai akhir 1960-an, ia memulai karir musiknya sebagai Rhoma Irama sebagai bagian dari band pop Orkes Melayu Purnama, merintis beberapa elemen musik dangdut. Dia kemudian membentuk bandnya Soneta Group, mencapai banyak kesuksesan musik dengan gaya dangdut inovatif yang menggabungkan pengaruh Barat, Melayu, dan Bollywood.
Dari akhir 1970-an, ia mulai berubah menjadi gaya yang lebih berorientasi Islam, memimpin budaya musik populer yang saleh[2]. Selama puncak ketenarannya di tahun 1970-an, ia dijuluki "Raja Dangdut" dengan Grup Soneta-nya.[3]
Ia juga membangun karirnya di industri film. Ia juga aktif di arena politik, dengan riwayat bergabung dengan kampanye untuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Awal kariernya di dunia hiburan, ketika mulai dikenal sebagian bintang film kanak-kanak. Djendral Kantjil, sekitar tahun 1958.
PATAH tumbuh hilang berganti. Itulah semboyan para pecandu berat SDSB. Setelah peredaran kupon itu dihentikan akhir November 1993 lalu, sekarang mereka beralih membeli kupon gajah yang sempat beredar di beberapa kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Disebut kupon gajah karena kupon ini bergambar gajah. Ada yang menyebutnya kupon otak-atik, ada juga yang menjulukinya bledosan harian artinya ledakan setiap hari. Memang, kupon yang beredar sejak awal Desember 1993 ini dan dijual Rp 1.000 per lembar, penarikan undiannya dilakukan setiap malam. Permainannya hampir tak beda dengan cara menebak angka SDSB. Para pecandu hanya diminta mengisi dua sampai enam angka tebakan. Kalau menebak dua angka dengan tepat, disediakan hadiah 60 kali lipat dari harga kupon. Kalau tiga angka, hadiahnya 350 kali, empat angka 2.500 kali, dan tebak tepat enam angka Rp 1 miliar. Penjualan kupon ini merebak di beberapa kota: Semarang, Kudus, Demak, Jepara, Blora, Pati, Bojonegoro. Peredarannya menggunakan jaringan bekas agen-agen dan pengecer SDSB. Penjualannya dilakukan secara terang-terangan. Hasil penarikan undian dipampang di kios-kios tempat penjualan atau radio swasta. Para agen dan pengecer mendapat komisi berkisar 5 sampai 10 persen. "Setiap malam saya dapat sekitar Rp 150 ribu," kata seorang pengecer di Kudus. Kabarnya, undiannya dilakukan di sebuah klub malam di kompleks Tanah Mas, Semarang. Ketika polisi menggerebeknya, tak ditemukan barang bukti apa pun. Rupanya, bandar judi yang asal Medan itu sudah mencium gelagat. "Kami telah membentuk tim khusus untuk melacaknya," kata Kepala Polda Jawa Tengah Mayjen. A.A. Soegiyo. Sejak 17 Desember 1993 lalu, si gajah sudah hilang dari peredaran. Di Sumatera belahan utara lain lagi bentuk permainannya. Di sana yang ramai diburu orang adalah si togel alias toto gelap. Ini permainan judi yang membonceng lotere dari Singapura. Banyak cara untuk menghubungi bandar: lewat telepon atau membeli kupon berwarna putih. Pecandu yang bermain lewat telepon antara lain harus menggunakan kata-kata sandi seperti Sa Kong Sa yang artinya 303. Sandi itu diambil dari pasal 303 KUHP yang isinya menyangkut soal perjudian. Penarikan si togel ini dilakukan seminggu dua kali. Uang taruhannya berkisar Rp 100 hingga Rp 1.000. Misalnya dengan modal Rp 100 dan menebak dua angka jitu, hadiahnya Rp 8.000. Kalau tiga angka yang tertebak, hadiahnya Rp 50 ribu. Tentu saja makin gede ia membayar, makin besar pula hadiah yang didapat. Sebenarnya, si togel ini sudah beredar sebelum SDSB dihentikan. Peminatnya kebanyakan warga keturunan Cina. Tapi setelah SDSB disetop, kontan pecandu SDSB berbondong-bondong beralih main togel. "Menebaknya tidak sulit. Taruhan bisa kecil, hadiahnya cukup besar," komentar seorang pecandu. Tak heran kalau si togel ini digemari oleh kalangan bawah. Jaringan penjualannya antara lain sampai ke Medan, Lhokseumawe, atau Tanjungbalai. Lain kota memang lain judinya. Di Jakarta dan Bandung ada pula permainan judi yang kini sedang menggejala. Menurut pelacakan, yang kini sedang dilakukan Polda Jawa Barat, bentuknya adalah permainan yang menggunakan hasil pertandingan sepak bola liga Italia dan Inggris yang disiarkan secara langsung setiap minggu di layar kaca. "Kami akan menerjunkan tim khusus untuk melacaknya. Orang-orangnya sudah kami ketahui," kata sumber itu. Tampaknya, memberantas judi memang sama peliknya mencari pengganti SDSB. Apalagi, seperti kata Menteri Sosial Inten Soeweno, alternatifnya itu harus sesuai dengan perundang- undangan yang berlaku: tidak berbau judi dan tidak membebani masyarakat. Apa penggantinya? "Belum ada," kata Inten pada TEMPO pekan lalu. "Perlu waktu cukup lama untuk menemukan alternatifnya," katanya.AKS, Zed Abidien, dan Bandelan Amaruddin
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SRIPOKU.COM - Berikut lirik lagu Judi - Rhoma Irama yang kerap dinyanyikan dalam beberapa kesempatan.
Judi (judi), menjanjikan kemenanganJudi (judi), menjanjikan kekayaanBohong (bohong), kalaupun kau menangItu awal dari kekalahanBohong (bohong), kalaupun kau kayaItu awal dari kemiskinan
Judi (judi), meracuni kehidupanJudi (judi), meracuni keimananPasti (pasti), karena perjudianOrang malas dibuai harapanPasti (pasti), karena perjudianPerdukunan ramai menyesatkan
Yang beriman bisa jadi murtad, apalagi yang awamYang menang bisa menjadi jahat, apalagi yang kalahYang kaya bisa jadi melarat, apalagi yang miskinYang senang bisa jadi sengsara, apalagi yang susahUang judi najis tiada berkah
Uang yang pas-pasan karuan buat makan (o, o)Itu cara sehat ‘tuk bisa bertahanUang yang pas-pasan karuan ditabungkan (o, o)Itu cara sehat ‘tuk jadi hartawan
Apa pun nama dan bentuk judiSemuanya perbuatan kejiApa pun nama dan bentuk judiJangan lakukan dan jauhi
Baca juga: Bak Canggung di Hadapan Angelina Sondakh, Rhoma Irama Ogah Sapa Ibu Keanu dengan Panggilan Ini
Raden Haji "Oma" Irama yang populer dengan nama Rhoma Irama lahir 11 Desember 1946 adalah seorang penyanyi, musikus, penulis lagu, produser dan aktor Indonesia keturunan Sunda. Beliau lahir tahun 1946, menjadikan Rhoma Irama sebagai penyanyi tertua di Indonesia.
Mulai akhir 1960-an, ia memulai karir musiknya sebagai Rhoma Irama sebagai bagian dari band pop Orkes Melayu Purnama, merintis beberapa elemen musik dangdut. Dia kemudian membentuk bandnya Soneta Group, mencapai banyak kesuksesan musik dengan gaya dangdut inovatif yang menggabungkan pengaruh Barat, Melayu, dan Bollywood.
Dari akhir 1970-an, ia mulai berubah menjadi gaya yang lebih berorientasi Islam, memimpin budaya musik populer yang saleh[2]. Selama puncak ketenarannya di tahun 1970-an, ia dijuluki "Raja Dangdut" dengan Grup Soneta-nya.[3]
Ia juga membangun karirnya di industri film. Ia juga aktif di arena politik, dengan riwayat bergabung dengan kampanye untuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Awal kariernya di dunia hiburan, ketika mulai dikenal sebagian bintang film kanak-kanak. Djendral Kantjil, sekitar tahun 1958.
Kariernya di musik dimulai sejak ia usia 11 tahun, Rhoma sudah menjadi penyanyi, gitaris, pimpinan dan musisi ternama setelah jatuh bangun ia menjadi penyanyi, gitaris ritme dan pimpinan dalam mendirikan band musik, mulai membentuk band Tornado bersama kakaknya Benny Muharam menjadi penyanyi, gitaris utama dan tiga orang tahun 1959. Rhoma dan Benny penyanyi duet itu adalah Everly Brothers, dua penyanyi Inggris bersaudara yang kembar.
Rhoma dan Benny adalah penyanyi duet dan twin dari gaya Everly Brothers di Tornado. Kemudian ia menjadi gitaris utama, penyanyi dan pimpinannya yang menggantikan posisi kakaknya Benny Muharam yang sudah keluar ketika Tornado memutuskan untuk dibubarkan saja.
Tornado menjadi membentuk Gayhand saja tahun 1963. Selain penyanyi, Rhoma juga pernah terjun di dunia akting. Ia menjadi pemeran pembantu dengan penyanyi dan bermain gitar melodi bersama Gayhand dalam dua film Madju Tak Gentar dan Langkah-Langkah di Persimpangan pada tahun 1965.
Tak lama kemudian, ia pindah masuk Orkes Chandra Leka, sampai akhirnya membentuk band sendiri bernama Soneta yang sejak 13 Oktober 1973 mulai berkibar. Bersama grup Soneta yang dipimpinnya, Rhoma tercatat pernah memperoleh 11 Golden Record dari kaset-kasetnya.
Berdasarkan data penjualan kaset, dan jumlah penonton film-film yang dibintanginya, penggemar Rhoma tidak kurang dari 15 juta atau 10 persen penduduk Indonesia. Ini catatan sampai pertengahan 1984.
"Tak ada jenis kesenian mutakhir yang memiliki lingkup sedemikian luas", tulis majalah TEMPO, 30 Juni 1984. Sementara itu, Rhoma sendiri bilang, "Saya takut publikasi. Ternyata, saya sudah terseret jauh."
Rhoma Irama terhitung sebagai salah satu penghibur yang paling sukses dalam mengumpulkan massa. Rhoma Irama bukan hanya tampil di dalam negeri tetapi ia juga pernah tampil di Kuala Lumpur, Singapura, dan Brunei dengan jumlah penonton yang hampir sama ketika ia tampil di Indonesia.
Sering dalam konser Rhoma Irama, penonton jatuh pingsan akibat berdesakan. Orang menyebut musik Rhoma adalah musik dangdut, sementara ia sendiri lebih suka bila musiknya disebut sebagai irama Melayu.
Pada 13 Oktober 1973, Rhoma mencanangkan semboyan "Voice of Moslem" (Suara Muslim) yang bertujuan menjadi agen pembaru musik Melayu yang memadukan unsur musik rock dalam musik Melayu serta melakukan improvisasi atas aransemen, syair, lirik, kostum, dan penampilan di atas panggung. Menurut Achmad Albar, penyanyi rock Indonesia, "Rhoma pionir.
Pintar mengawinkan orkes Melayu dengan rock". Tetapi jika kita amati ternyata bukan hanya rock yang dipadu oleh Rhoma Irama tetapi musik pop, India, dan orkestra juga. inilah yang menyebabkan setiap lagu Rhoma memiiki cita rasa yang berbeda.
Bagi para penyanyi dangdut lagu Rhoma mewakili semua suasana ada nuansa agama, cinta remaja, cinta kepada orang tua, kepada bangsa, kritik sosial, dan lain-lain. "Mustahil mengadakan panggung dangdut tanpa menampilkan lagu Bang Rhoma, karena semua menyukai lagu Rhoma," begitu tanggapan beberapa penyanyi dangdut dalam suatu acara TV.
Rhoma juga sukses di dunia film, setidaknya secara komersial. Data PT Perfin menyebutkan, hampir semua film Rhoma selalu laku.
Bahkan sebelum sebuah film selesai diproses, orang sudah membelinya. Satria Bergitar, misalnya. Film yang dibuat dengan biaya Rp 750 juta ini, ketika belum rampung sudah memperoleh pialang Rp 400 juta.
Tetapi, "Rhoma tidak pernah makan dari uang film. Ia hidup dari uang kaset," kata Benny Muharam, kakak Rhoma, yang jadi produser PT Rhoma Film. Hasil film tersebut antara lain disumbangkan untuk masjid, yatim piatu, kegiatan remaja, dan perbaikan kampung.
Ia juga terlibat dalam dunia politik. Di masa awal Orde Baru, ia sempat menjadi maskot penting PPP, setelah terus dimusuhi oleh Pemerintah Orde baru karena menolak untuk bergabung dengan Golkar.
Rhoma Sempat tidak aktif berpolitik untuk beberapa waktu, sebelum akhirnya terpilih sebagai anggota DPR mewakili utusan Golongan yakni mewakili seniman dan artis pada tahun 1993. Pada pemilu 2004 Rhoma Irama tampil pula di panggung kampanye PKS.
Rhoma Irama sempat kuliah di Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta, tetapi tidak menyelesaikannya. "Ternyata belajar di luar lebih asyik dan menantang," katanya suatu saat. Ia sendiri mengatakan bahwa ia banyak menjadi rujukan penelitian ada kurang lebih 7 skripsi tentang musiknya telah dihasilkan.
Selain itu, peneliti asing juga kerap menjadikannya sebagai objek penelitian seperti William H. Frederick, doktor sosiologi Universitas Ohio, AS yang meneliti tentang kekuatan popularitas serta pengaruh Rhoma Irama pada masyarakat.
Pada bulan Februari 2005, dia memperoleh gelar doktor honoris causa dari American University of Hawaii dalam bidang dangdut, namun gelar tersebut dipertanyakan banyak pihak karena universitas ini diketahui tidak mempunyai murid sama sekali di Amerika Serikat sendiri, dan hanya mengeluarkan gelar kepada warga non-AS di luar negeri. Selain itu, universitas ini tidak diakreditasikan oleh pemerintah negara bagian Hawaii.
Sebagai musisi, pencipta lagu, dan bintang layar lebar, Rhoma selama kariernya, seperti yang diungkapkan, telah menciptakan kurang lebih 1000 buah lagu dan bermain di lebih 20 film.
Pada tanggal 11 Desember 2007, Rhoma merayakan ulang tahunnya yang ke 61 yang juga merupakan perayaan ultah pertama kali sejak dari orok, sekaligus pertanda peluncuran website pribadinya, rajadangdut.com
Ratu dan Radja (1972)Pemburu (1973)Risalah Penyanyi (1973)Janda Kembang (1973)Tiada Lagi (1973)Dangdut (1974)Berbulan Madu (1974)Joget (1974)Berpacaran (1974)Ke Monas (1974)Gelandangan (1975)
Soneta Vol. 1 - Begadang (1975)Soneta Vol. 2 - Penasaran (1975)Soneta Vol. 3 - Rupiah (1975)Soneta Vol. 4 - Darah Muda (1976)Soneta Vol. 5 - Musik (1976)Soneta Vol. 6 - 135.000.000 (1976)Soneta Vol. 7 - Santai (1977)Soneta Vol. 8 - Hak Azazi (1978)Soneta Vol. 9 - Begadang 2 (1978)Soneta Vol. 10 - Sahabat (1979)Soneta Vol. 11 - Indonesia (1981)Soneta Vol. 12 - Renungan Dalam Nada (1982)Soneta Vol. 13 - Emansipasi Wanita (1984)Soneta Vol. 14 - Judi (1988)Soneta Vol. 15 - Gali Lobang Tutup Lobang (1989)Soneta Vol. 16 - Bujangan (1994)
Oma Irama Penasaran (1976)Gitar Tua Oma Irama (1977)Darah Muda (1977)Begadang (1978)Berkelana I (1978)Berkelana II [Piano] (1978)Raja Dangdut (1979)Cinta Segitiga [Lain Kepala Lain Hati] (1979)Camelia (1979)Perjuangan dan Doa (1980)Melodi Cinta (1980)Badai di Awal Bahagia (1981)Sebuah Pengorbanan (1982)Satria Bergitar (1983)Cinta Kembar (1984)Pengabdian (1984)Kemilau Cinta di Langit Jingga (1985)Menggapai Matahari I (1986)Menggapai Matahari II (1987)Nada-Nada Rindu [Riza Umami] (1987)Bunga Desa (1988)Jaka Swara (1990)Nada dan Dakwah (1991)Tabir Biru (1993)Sajadah Ka'bah (2011).
Pastikan untuk bertanya kepada LiveChat / WhatsApp official kami untuk rekening resmi TOPBET88 karena banyaknya penipuan yang mengatasnamakan TOPBET88 !! Kesalahan transfer adalah bukan tanggung jawab kami !!
Sampai hari ini, pemberitaan judi online atau judol masih menjadi berita aktual di media massa. Ada yang menarik dalam penulisan istilah judi online ini. Di dunia medsos, istilah yang lebih membumi adalah judi online atau disingkat menjadi judol. Padahal dalam bahasa Indonesia sudah ada padanan kata online yang cukup memasyarakat yakni daring (dalam jaringan).
Inilah yang disebut dengan sikap bahasa. Bagaimana perasaan atau posisi mental seseorang terhadap bahasa sendiri atau bahasa orang lain. Ketika seseorang memiliki perasaan bangga dan merasa perlu menggunakan bahasa sendiri, ia akan berusaha mengutamakan bahasa sendiri. Jika sebagian besar masyarakat lebih mengutamakan kosakata online alih-alih daring, bisa jadi ini menunjukkan sikap bahasa masyarakat kita sekarang terhadap bahasa Indonesia.
Membuminya sebuah kata atau istilah memang dipengaruhi berbagai faktor. Salah satu faktor tersebut adalah penggunaan kosakata oleh media massa.
Beruntunglah beberapa media arus-utama di Indonesia masih peka terhadap hal ini. Hasil penelusuran penulis terhadap judul berita di media massa tentang judi online ini, beberapa media massa daring seperti www.kompas.id, antaranews.com, dan mediaindonesia.com sudah menggunakan judul judi daring. Adapun media lainnya seperti www.tempo.co dan bbc.com masih menggunakan judul judi online.
Kita simak beberapa judul berita tersebut.
Setiap orang dalam kapasitas sebagai warga negara Indonesia sebenarnya memiliki peran agar kosakata atau istilah bahasa Indonesia lebih banyak digunakan dalam kegiatan berbahasa sehari-hari. Seorang guru, tentu tidak sedikit pengaruhnya bagi puluhan atau ratusan siswa yang diajarinya setiap hari.
Demikian juga dosen di perguruan tinggi. Tentu saja para pesohor alias selebritas, pemengaruh atau influencer, dan para pejabat tidak kalah berpengaruhnya dalam memopulerkan satu kata atau istilah.
Demikian pula halnya dengan para jurnalis baik di media massa arus utama maupun di Kompasiana. Pengaruhnya cukup signifikan dengan basis massa pembacanya yang tidak terbatas ruang dan waktu.
Jadi, mari kita biasakan penggunaan kosakata atau istilah bahasa Indonesia. Kita dukung mantra Badan Bahasa, Utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing. Jangan 'minder' menggunakan bahasa sendiri.
https://balaibahasapapua.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2021/08/3.-Utamakan-Bahasa-Indonesia-Lestarikan-Bahasa-Daerah-dan-Kuasai-Bahasa-Asing.pdf diakses 02 Juli 2024.
Lihat Bahasa Selengkapnya